Kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni
integrity, yang berarti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Kamus Oxford
menghubungkan arti integritas dengan kepribadian seseorang yaitu jujur dan
utuh. Integritas juga diartikan sebagai bertindak konsisten sesuai
dengan nilai-nilai dan kode etik, dengan kata lain integritas diartikan juga sebagai “satunya kata dengan perbuatan”. Paul J. Meyer menyatakan bahwa “integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat seperti: bertanggung jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia. Jadi, ketika berbicara tentang integritas tidak pernah lepas dari kepribadian dan karakter seseorang, yaitu sifat-sifat seperti: dapat dipercaya, komitmen, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan.
dengan nilai-nilai dan kode etik, dengan kata lain integritas diartikan juga sebagai “satunya kata dengan perbuatan”. Paul J. Meyer menyatakan bahwa “integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat seperti: bertanggung jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia. Jadi, ketika berbicara tentang integritas tidak pernah lepas dari kepribadian dan karakter seseorang, yaitu sifat-sifat seperti: dapat dipercaya, komitmen, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan.
Untuk menjadi seorang guru yang baik tentu
bukanlah hal yang mudah, terutama “sebagai guru Kristen, kita dituntut untuk
memiliki Integritas dan memberikan pendidikan yang berpusat pada Allah.”(Berkhof
& Van, 2004). Menurut J.Palmer (2007) dalam bukunya berkata bahwa “Integritas
adalah hal menyeluruh apa pun yang bisa kita temukan dalam jaringan hidup kita
yang menjadi arah dalam membentuk dan membentuk ulang pola kehidupan kita.”(hal.20).
Pola tersebut kemudian menjadi satu kesatuan yang menjadi bagian dari jati diri
kita. Jati diri dibangun melalui integritas dan integritas merupakan hasil
bisikan dari hati nurani. Saat kita telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus
(yoh.3:5), saat itu pula kita akan dimampukan mendengar apa yang Tuhan
kehendaki atas kita melalui hati nurani kita. Jadi untuk dapat menjadi seorang
guru yang berintegritas, kita harus memulainya dengan lahir baru di dalam
Allah.
Integritas seorang guru dapat terpancar melalui
pengajarannya terhadap murid-muridnya, sebab guru memproyeksikan kehidupannya
terhadap muridnya. Jika gurunya memberikan pengajaran menganai cara hidup yang
baik maka muridnya pun akan mengikutinya begitupun sebaliknya. Jadi disini kita
sebagai guru harus menunjukkan integritas kita sebagai seorang guru kristen
yang berdasarkan Alkitab. Integritas itu ialah segala sesuatu yang baik sesuai
dangan pikiran, perbuatan dan kelakuan kita dengan satu titik acuan yaitu
Alkitab. Jadi jika kita tidak memiliki integritas terhadap murid kita maka
pasti kita tidak memiliki integritas yang baik di dalam kelas. Jadi ini sama
halnya jika kita tidak mengenal murid kita maka kita juga tidak dapat mengenal
siapa diri kita karena murid kita merupakan cerminan dari diri kita. Integritas
yang berdasarkan dari Alkitab dapat memulihkan dan menuntun murid kita ke arah
yang benar, integritas tersebut mampu membawa pembaharuan budi dalam diri
setiap murid. Dan semua ini dapat terjadi hanya oleh Allah yang turut bekerja
di dalamnya. Contoh Integritas yang dapat diajarkan didalam kelas tersebut
diantaranya; mengajarkan kejujuran, Kol 3:9 “Jangan lagi kamu saling mendustai,
karena kamu telah menanggallkan manusia lama serta kelakuannya” Dalam proses
belajar mengajar sangat penting mengajarkan kejujuran pada peserta didik agar
dapat mencetak peserta didik yang berintegritas dan bermental sehat. “Jika ya
hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak” (Yak 5:12).
Bukan hanya kejujuran, sebagai seorang guru yang berintegritas kita patut pula
mengajarkan tanggung jawab. Misal; guru memberikan peraturan untuk tidak datang
terlambat ketika kelas, sebagai guru yang berintegritas, kita juga harus
mengikuti ketentuan yang kita buat tersebut. Jika kita menyuruh siswa untuk tidak
datang terlambat, tapi kita sendiri datang terlambat, tandanya kita belum dapat
diisebut sebagai guru yang berintegritas.
Selanjutnya yaitu jujur dan tulus. Menjadi guru
tidak sekedar melakukan pekerjaan biasa, melainkan juga memenuhi panggilan hati
untuk mau melayani. “… Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,
jangan dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah,
dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri (1 Ptr
5:1-4).
Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti
membimbing, membina, mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan
yang akan ditiru oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut
tergantung dari contonya. Guru (digugu dan ditiru) otomatis menjadi teladan. Melihat peran
tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa guru harus memiliki integritas dan
personaliti yang baik dan benar. Hal ini sangat mendasar, karena tugas guru
bukan hanya mengajar (transfer knowledge)
tetapi juga menanamkan nilai-nilai dasar dari bangun karakter atau
akhlak anak. (Education Corner, 2013)
Keteladanan seorang guru adalah segala
yang dapat diberikan untuk keberhasilan anak didiknya. Inilah aktualisasi dari
sosok seorang yang memiliki integritas tinggi, yang akan senantiasa berpikir
dan memikirkan apa yang dapat diberikan untuk anak didiknya.
semoga paper saya bermanfaat :) Jesus Bless you..
Good Job Kid :v
BalasHapusihh.. aku baru liat ini.. kakak komen2 aja eee... "kid" ? -_- hhh..
Hapus