Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Senin, 26 Maret 2018

eL De eR.. (?)

Orang bijak bilang cinta itu tak kenal ruang dan waktu, termasuk harus kuat menghadapi hubungan jarak jauh alias LDR.

 Sebelumnya, ini artikel untuk 18 tahun ke atas ya, dan banyak hal ngga penting yang akan dibahas di dalamnya. wkwkwkwk..

 What LDR does it mean sih? kata orang sih kepanjanganya Long Distance Relationship.. yang artinya Hubungan Jarak Jauh..


tapi banyak juga yang melesetin jadi Lo Doang Relationship, Lupa Dengan Relationship, rela diboongin sip, dan lain lain..

WTF.. apapun kata orang tentang arti LDR, saya yang menjadi salah satu pejuangnya ini, akan menjabarkannya sedikit dari sudut pandang serta pengalaman saya (sok berpengalaman) :v
ini adalah LDR ke 3, setelah jarak Tangerang-Ambon, dan sekarang Nias-Makasar (dengan orang yang sama).
Kalau ditanya, kenapa sih mau LDR? atau, kenapa memilih LDR?
Kami ngga mau, dan bukan kami yang memilih..
Kami jauh karena memang ada ikatan dinas yang harus kami kerjakan, dan selesaikan.
tp dibalik semua itu, sejak awal kami memutuskan untuk menjalin hubungan, kami sudah tau bahwa resikonya adalah 'LDR'

beberapa pasangan beranggapan bahwa LDR itu sulit.. menurut saya ini tergantung, tergantung 'pribadi seperti apa' yang kita ajak untuk berkomintmen menjalani LDR..

Rasa saling percaya dan menjaga kepercayaan itu sangat dibutuhkan, bukan hanya satu pihak, namun kedua belah pihak. 


Bagaimana tidak kepercayaan dan saling menjaga kepercayaan itu sangat dibutuhkan, setiap hari dilalui tanpa pernah melihat apa yang pasangan kita lakukan di jauh sana.. Dengan menaruh kepercayaan (ga negatif thinking) hari-hari akan lebih mudah dijalani, ngga terlalu pusing mikirin apa yg dikerjakan pasangan kita dijauh sana, tapi.. ketika kita sudah menaruh kepercayaan, kita juga perlu menjaga kepercayaan yang diberikan kepada kita, yang jelas, cinta itu tidak egois, jangan hanya menuntut.. menuntut.. tp kitanya sendiri ngga melakukan apa yang kita tuntut ke pasangan kita..

LDR itu juga berjuang menahan rindu, itu sih udah pasti, oleh karena itu, barang siapa menjalani LDR, waajib hukumnya untuk saling berkabar. wkwkwk.. ngga deng, yang inisih tergantung yaa.. kalau sempat ya kabarin, kalo ngga ya ngga apa-apa ngga ngabarin, tapiiii masa iya seharian ngga ada waktu sedikitpun untuk ngabarin kan ngga mungkin, jadiii.. wajib hukumnya untuk saling ngabarin (tuntutan cewek banget ngga sih? wkwkwk)


Sebenarnya kenapa sih harus, kudu, musti, dan wajib saling berkabar? Tidak jarang orang putus karena ke-sa-lah-pa-ha-man. Namun berbeda halnya untuk kita yang LDR, satu-satunya jalan agar kita ngga suka sa-lah-pa-ham adalah komunikasi. Maka komunikasi (re:saling kasih kabar) itu penting agar hubungan tetap terjaga. Hhmmm.. tambahan, LDR juga pada umumnya banyak berakhir karena emosi yang tidak terkontrol nah buat kita-kita yang LDR  itu juga kudu tahu banget gimana caranya mengontrol emosi, biar ngga merusak hubungan itu sendiri. Kalau kami (saya dan beliau) sih punya pedoman perihal marah-marahan ini, sesuai dengan apa yg kami percayai, amarah itu harus reda sebelum matahari terbenam, mentok-mentok yah kalo marah banget, jangan sampai kebawa tidur lah.. dan biasanya memang punya 'me time' kalau habis ribut, untuk apa me time nya? untuk berdoa dan saling intropeksi diri, salahnya di mana, dan kalaupun mengoreksi yang salah, maka berikan masukan yang membangun. kalau sudah sama-sama dingin hatinya, biasanya nanti salah satunya ada yang hubungin duluan. gitu..
"I'm jealous of the rain
That falls upon your skin
It's closer than my hands have been
I'm jealous of the rain
I'm jealous of the wind
That ripples through your clothes
It's closer than your shadow
Oh, I'm jealous of the wind"
(NYANYI)

yaaappss... LDR juga identik akan ini.. cemburu cemburu.. gimana ya.. sekalipun kita percaya banget sama pasangan kita yang jauh di sana, siapasih yg ngga cemburu ka--lau-- ada tanda-tanda orang ketiga yang mencoba mendekat dan kayaknya tuh mau merebut pasangan kita, yang padahal 'cuma temen' 'cuma adek-adek-an' 'cuma abang-abangan' WHATS? HELOOOOO sii cuma-cuma ini nih yang kadang ngga bisa diterima.. cuma ini cuma itu, "memangnya sebelum pacaran aku siapa kamu? ibumu? bapakmu? bukan kan? kita teman lhoo.. kita adek kakaan looh.." dan lainlain wkwkwk..

nah, kalo masalah yang inisih, lagi-lagi tergantung, apakah kita percaya pake banget sama pasangan kita? ATAU kita tahu kalau pasangan kita memang ngga bisa dipercaya? cemburu itu dari kitanya sendiri, katanya "kalo sayang udah pasti cemburu" ya iya sih, tapi cemburunya yang berhikmat jugalah..
"cemburu berhikmat" itu yg gimana ya?
duh.. susah juga dijelaskan, dan panjang.. mungkin akan adalagi LDR part 2. LDR yg berhikmat. LOL

kalau saya, sejak awal pacaran saya sudah katakan "kalo kamu mulai bosen sama aku, pengen cari yang baru, atau menemukan yg lebih pas mungkin, bilang ya, biar ngga terlalu sakit kalau memang harus berpisah, apalagi dengar dari orang lain kalau kamu punya yang baru" (ngomongnya pake tampang sok tegar sambil nangis dalam hati) heheheh..

Banyak orang menganggap LDR itu ngga akan bertahan lama, bahkan sayapun ngga tahu bagaimana akhir dari kisah LDR yang saya tuliskan saat ini.. yang saya lakukan hanya berjuang semasih semua itu bisa diperjuangkan.
Kalau sebuah hubungan berakhir hanya karena jarak (re:ngga pernah ketemu) sebenarnya jarak itu ngga ada artinya dibandingkan kehadiran seseorang yg sangat berarti itu dihidup kita. gimana ya nge-bahasa-in-nya. 

jadi begini.. masuknya seseorang ke dalam hidup kita, itu anugrah.. ketika seseorang punya tempat istimewa di hati kita, itu udah benar-benar anugrah terindah yg Tuhan kasih untuk kita.. lalu.. ketika seseorang itu 'mau memberikan dirinya untuk selalu ada buat kita -saat kita butuh dia-' wah.. udahlah, Tuhan baik banget udah menempatkan seseorang itu di sisi kita.

lalu timbul tantangan 'ldr / jarang ketemu' (di sini saya pakai kata 'jarang' bukan 'ngga pernah'..

meskipun kita jarang ketemu sama pasangan kita yang jauh itu, tp dia selalu ada untuk kita (via telepon, chat, video call) rasanya itu sesuatu yang harus disyukuri. karena kata Armada, hal yang paling menyedihkan adalah "..aku punya ragamu tapi tidak hatimu.." sedih kali.. kalau jarak kita dekat sama pasangan kita, tapi perasaan kita rasanya dingin, contoh:dia sibuk terus sama gadgetnya, atau dia lebih seneng main bareng temen-temennya, atau dia ada di depan kita tapi kelihatan acuh, aaah.. hati selalu tau mana yang tulus dan mana terikat hanya untuk sebuah status. Lebih baik yang jauh tapi selalu ada bukan? iya? bukan? mungkin ini sebuah pembelaan dari seorang pejuang LDR. kalau dari saya pribadi, punya seseorang yang selalu ada untuk saya (bukan perihal jarak, tp yang mau menguatkan disaat saya lemah dan butuh teman cerita, butuh dukungan) sejauh apapun jaraknya, itu sudah lebih dari cukup. Mari kita bersyukur untuk keberadaan orang-orang yang sangat berarti ini, meski jauh jaraknya (bukan hanya pacar, sahabat, saudara, orang tua-pun).

nampaknya tulisan saya sudah terlalu panjang, sudah lama ngga menulis, ini hanya pengisi waktu kosong.

yang terakhir..

Perpisahan dan pertemuan yang berulangkali terjadi, rasanya berbeda dibanding pertemuan-pertemuan biasanya. Setelah melalui hari-hari panjang menuju pertemuan, ketika bertemu, rasanya berbunga-bunga, seperti baru pacaran, dan ketika kembali berpisah, ada semangat baru untuk kembali berjuang menuju pertemuan berikutnya, hingga pada akhirnya, jika Tuhan berkenan di dalam hubungan ini, LDR inipun tinggal kenangan yang pernah menguatkan dua hati dalam melewati prosesnya Tuhan guna menyatukan dua manusia berdosa ini. 


LDR ataupun tidak, saya rasa komitmen itu perlu.. tidak ada satu manusiapun yang cocok dengan manusia yang lainnya, maka di atas komitmen itulah dua manusia berdiri untuk saling mengenal dan membangun satu sama lain, tanpa perduli rintangan apa yang akan mereka lewati. toh setiap manusia itu diciptakan berbeda, termasuk berbeda sifat.. ketika ada hubungan berakhir dengan alasan "aku ngga cocok sama dia" maka susah kalau mau cari yang cocok, udah beda sifat, manusia berdosa pula yang disatukan dengan manusia berdosa, sudah pasti ada relasi yang retak-retak.

:) pegel nulis, wkwkwk.. LDR itu manis-manis pahit, manisnya banyak, pahitnya juga ada.. tergantung kita menyikapinya positif atau negatif. Di Luar perasaan, LDR membuat kita fokus mengerjakan kewajiban (pekerjaan) kita, membuat kita mandiri, ngga menye-menye (kata Elasa) serta menguji kepercayaan dan kesetiaan.

ah.. jadi Rindu yang jauh di sana.. yang sudah tidur duluan dan membuat saya menjemput ngantuk dengan menulis ini. hehehe.. 

Semangat untuk pejuang LDR, saya percaya, seiring bertambahnya waktu, hati dan cintamu akan lebih kuat..

kita perlu berdoa, agar kiranya kita bisa mencintai Tuhan lebih dibandingkan pasangan kita, karena dari sana, kita akan belajar untuk mencintai manusia (lebih) yang di dalamnya termasuk kita belajar untuk setia dan terus memberi kasih..


God bless you.

2 komentar: