Seringkali saya terdiam, sambil tersenyum kecil, memandangi
anak-anak kecil bermain..
Walaupun mereka anak kecil, tapi saya tidak bisa memungkiri kalau
ada
banyak hal yang bisa saya pelajari dari kehidupan dan pribadi anak-anak.
.
Mungkin hal ini saya pernah melakukannya, atau mungkin masih..
Anak kecil itu sederhana.. apa adanya.. tidak rumit.. saya suka kesederhanaan..
penyampaian yang sederhana.. teguran yang sederhana.. kejujuran-kejujuran yang
sederhana.. mereka melakukannya.. dan dari kesederhanaan itu, tidak ada yang
mereka tutupi dari diri mereka.. ‘natural’ ‘apa-adanya’ bukan /ada apanya/ ..
Setiap pagi, ketika kaki saya memasuki koridor sekolah, saya
bersalam sapa dengan anak-anak kelas 1SD, setiap hari rabu, saya melaksanakan
piket koridor dan menggunakan waktu tersebut untuk berinteraksi dengan mereka
juga.. dan satu hal yang saya sadari, anak-anak selalu antusias dalam hidup mereka.. mungkin sebagai orang dewasa,
kita akan berpikir, wajar mereka antusias, karena belum ada beban dalam
hidupnya..
.
Tunggu dulu tunggu dulu.. bukankah Tuhan percayakan ‘perkara’ kecil
dan besar, sebagaimana kita bisa melaluinya? (susah kali membahasakan ini)
intinya, mereka juga punya perkaranya sendiri, dengan ukuran mereka.. tapi coba
lihat.. rasa syukur karena bisa melalui perkara itu, mereka menunjukannya lewat
ke-antusiasan-mereka menjalani hari-harinya.. bersyukur masih ada hari baru…
bersyukur masih dipercayakan satu hari lagi.. maka, antusiaslah menjalani hari
demi hari yang masih dipercayakan..
.
Saya pernah mengobrol satu dua hal tentang cita-cita, mimpi, fairy
tale, dengan anak-anak kelas 3SD.. anak-anak selalu menganggap segala
sesuatu mungkin.. selain dongeng, yaitu mimpi-mimpi mereka.. bagi saya, itu
luar biasa.. sebagai orang dewasa, saya punya mimpi-mimpi, saya punya
cita-cita, tapi.. sulit rasanya untuk mempercayai hal itu untuk menjadi
mungkin.. orang dewasa kadang-kadang terlalu takut untuk bermimpi, karena
mereka tahu sejauh mana mereka mampu mencapai mimpi-mimpi itu.. bagaimana
dengan saya yang tidak yakin bisa mencapai mimpi itu? Saya hanya belajar untuk
lebih baik dari diri saya sendiri, hari demi hari.. perihal mimpi dan
cita-cita, rasanya.. lebih baik hidup saya berjalan sesuai dengan apa yang
Tuhan inginkan, meski terkadang saya -masih mengusahakan apa yang saya
inginkan-. Hhhhh.. sedikit trauma dengan mimpi dan cita-cita, ketika Tuhan
merenggut mimpi saya menjadi arsitek bangunan dengan cara-Nya.. dan dialihkan
untuk menjadi ‘Arsitek masa depan anak-anak’ (Zebua Aro, 2017)
.
Sedikit iri dengan anak-anak, ketika saya bertanya apa cita-cita
mereka, jarang sekali saya menemukan jawaban yang /bukan/cita-cita/tinggi,
cita-cita mereka mulia, tidak ada yang menginginkan jadi /orang biasa/ mereka
mampu menghilangkan /sekat-sekat yang lazim/ mereka bisa menjadi apa yang
mereka inginkan, terlepas dari mungkin atau tidak, tanpa perlu takut menggantungkannya
setinggi mungkin. Tapi bagi orang dewasa, sekali lagi rasanya kedewasaan
membuat kita takut untuk bermimpi tinggi. Dan mungkin “begini saja, apa adanya,
cukuplah bagi kita”.
.
Cita-cita? Saya? Saya sangat
bersyukur untuk apa yang saya jalani saat ini. Sangat-sangat bersyukur.. bahkan
kalau ada kata yang lebih tinggi dari bersyukur, saya akan gunakan diksi itu. Kalau
ditanya apa cita-cita saat ini, sepertinya ada cita-cita baru yang ingin saya
gantungkan pada berjuta-juta bintang (layaknya anak-anak)
Cita-cita saya.. melihat anak-anak yang Tuhan percayakan untuk saya didik kelak mampu
menggapai cita-cita mereka 😊
.
Kali ini saya sedang mencoba untuk mengamati anak-anak dikelas saya
dengan kepekaan tingkat dewa (cielah) ketika mereka bermain dengan teman sebaya
mereka, jika salah satu diantara mereka ada yang berbuat tidak baik terhadap
teman yang lainnya, teman yang lain akan menunjukan rasa ketidaksukaan terhadap
teman yang mereka anggap nakal tersebut. Dan membela teman yang dijahati ‘tanpa
melihat siapa anak yg dijahati itu’ tidak melihat apakah teman yang dijahati
itu ‘orang yg berada, orang yang penting atau tidak’ hal seperti itu bukan soal
bagi mereka, yang mereka tahu adalah membela yang benar, terlebih ketika
anak-anak tidak punya kekuatan untuk melawan.
Anak-anak juga pribadi yang mudah memafkan ketika terjadi
perselisihan.. ketika teman mereka menyakiti hati mereka, dengan
tingkah-tingkah nakal atau perkataan kasar, nampaknya sangat mudah bagi mereka
untuk memaafkan teman mereka.
.
saya sedikit risih, dengan orang-orang dewasa yang senang berselisih
satu dengan yang lainnya untuk hal-hal sepele.. risih kepada orang-orang dewasa yang selalu
ingin dimengerti dan dipahami, tanpa mau kembali mengerti dan memahami orang
lain.. tidak ada satupun manusia di dunia ini, yang Tuhan ciptakan untuk ‘cocok’
satu dengan yang lainnya, ketika seseorang merasa bahwa dirinya ‘tidak cocok
dengan siapapun’ maka.. ada yang salah terhadap orang tersebut.. tugas kita
adalah ‘mencocokan diri’, selama Tuhan menempatkan kita ditengah ‘pribadi-pribadi’
yang berbeda dari diri kita, Tuhan ingin kita mengenal mereka dan belajar
banyak hal dari mereka, bukan untuk dimusuhi, bukan untuk dijahati, bukan untuk
dicurigai.. ataupun diajak berantem :D
.
btw.. saya sangat bersyukur ditempatkan ditengah-tengah pribadi yang
boleh Tuhan ijinkan untuk saya kenal di nias ini.. 3 tahun itu pasti akan
terasa cepat, saya tidak ingin segalanya cepat berlalu.. terimakasih Tuhan saya
ada disini.. 😊
.
beberapa siswa menjodohkan saya dengan saudara mereka, lucu ya..
tapi setelah saya pikir-pikir, kita ngga pernah tau siapa jodoh kita, rencana
kita malah kadang tidak seturut dengan rencana Tuhan.. realistis saja, tidak perlu menjadikan pacar berhala yang senantiasa disembah, ditakutkan untuk berjodoh atau tidak. selama janur
kuning belum melengkung kan yaa? Let me praying for the best.. (doakan untuk pacar, pasti!) the best for
God (yg kita belum tahu siapa org yg Tuhan siapkan untuk jd partner pelayanan kita dimasa depan), n the best for me(ngga org yg cocok satu dengan yg lainnya, tapi kalau ada yg sejalan itu lebih baik).. and I’m the best for him (terus memperbaiki pribadi di dalam Tuhan, agar dilayakkan bagi org lain).. and “we’ll bring You glory
someday (indah sekaliiii).. :D :3 lol
intinya sejauh ini saya betah di nias.. terimakasih Tuhan, telah
membuatku jatuh cinta terhadap nias.
Loh kok jadi curcol ya.. :3
.
Kembali ke anak-anak.. masih ada banyak hal yang menarik dari
pribadi anak-anak termasuk ketika mereka bersedih dan cara mereka menguatkan
diri..
Bersambung saja lah ya.. kehabisan waktu menulis, saya harus
bergegas mencerdaskan kehidupan bangsa.. hahah nono.. mencerdaskan kehidupan
anak nias :* :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar