Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Sabtu, 29 Juli 2017

Menunggu Pagi

Aku tidak pernah berpikir, bisa berada di suatu tempat, yang bahkan aku sendiri tidak pernah tahu, di mana tempat ini berada..
Hari-hari pertama, berat rasanya bagiku menjalani sebuah tanggung jawab besar dengan status guru yang ku sandang..
Kadang aku bertanya pada Tuhan.. benarkah ini yang harus aku kerjakan? sebagai bagianku di dalam-Nya?
Siapakah aku ya Tuhan? yg begitu kecil dan hina dihadapanMu.. Kau memilihku untuk sebuah tugas yang aku rasa cukup berat bagiku..
Mengapa Kau pilih aku sebagai rekan sekerjaMu?
Aku takut..
Aku membawa kegagalan bagi anak-anakku..
Aku takut, aku bukan pribadi yg bisa membawa mereka lebih dekat padaMu..
dihari-hari pertamaku, aku mencoba mengubah duka menjadi sukacita dengan caraku..
berusaha untuk mensyukuri apa yang aku jalani saat ini..

ya.. satu minggu pertama berlalu.. aku bersyukur kalau Kau masih memberiku kekuatan dan kemampuan untuk menjalaninya..
Tapi tunggu sebentar, aku merasa semakin hari, sukacita ku semakin ditambahkan, tapi bukan dengan caraku, melainkan dengan cara Tuhan..

Tanpa aku sadari, setiap pagi, hatiku bernyanyi.. "Selamat pagi Tuhan, kuucap terimakasih, Tuhan sudah jaga saya tiap hari, matahari bersinar, burung-burung berkicau.. bertambah-tambah-tambah indahnya" itu adalah salah satu lagu sekolah minggu, ucapan syukur.. sesederhana itu..

Semakin bertambahnya hari yang aku lalui ditempat ini, aku merasa semakin banyak pula berkat Tuhan setiap harinya..

Aku seorang wali kelas.. Tuhan percayakan itu, meski aku tidak percaya dengan diriku sendiri..
ketika aku hendak menutup mata untuk terlelap. 36 wajah siswa di dalam kelas terlintas di pikiranku..
Aku bertanya pada Tuhan, apakah mereka sudah belajar? apakah mereka sudah makan malam? apakah mereka sudah tidur? apa tidur mereka lelap? apa mereka sehat? apa besok mereka datang kesekolah?

aku menunggu pagi..

Sukacita yang lebih besar dari sekadar bisa bertahan hidup dan mengajar, adalah memiliki anak-anak yang Tuhan percayakan untuk kita sentuh hidupnya..

Aku mulai berdoa setiap malam..
untuk setiap anak-anak yang Tuhan percayakan..
Aku selalu berharap mereka baik-baik saja.. berharap mereka bisa belajar dengan baik.. bermain.. tumbuh dewasa.. mengenal Tuhan.. bersukacita senantiasa..

aku menunggu pagi..

untuk bisa melihat wajah-wajah mereka.. untuk bisa menyapa, menyemangati.. bercanda..
aku pemula..
kalau dibandingkan dengan wali kelas yang lain.. mungkin aku buruk dalam memanage sebuah kelas..
tapi aku harap, semakin berjalannya waktu, aku ahli dalam bidang itu (hehehe)

yang jelas.. dengan segala keterbatasanku, aku ingin menjadi berkat bagi anak-anakku..

aku bukan guru terbaik.. tapi aku punya anak-anak terbaik yang Tuhan titipkan.. aku bisa melihat gambar Allah di sana..

setiap malam tiba.. aku mulai menunggu pagi..

berbekal doa sebelum pergi, aku melangkahkan kakiku menuju sekolah..
setiap pagi, ku sapa bulu gowi.. begitu juga sepulang sekolah..

Aku bersyukur ada ditempat ini..
Bersyukur dipertemukan oleh rekan2 guru yang sangat membangun dan mencitai Allah..
Bersyukur punya anak-anak lucu dan ramah.. mereka juga pintar.. cantik dan tampan..
Bersyukur untuk bulu gowi yang menyambutku juga setiap pagi :D

masih ada 3 tahun ya..

atau  jika aku benar2 terpanggil untuk ada disini, mungkin lebih?

mmm.. kalo jodohnya orang nias mungkin lebih..
kalo engga, aku pergi >_<
:D aku mulai menikmati hari-hariku bersama Tuhan disini, sungguh penyertaanNya sempurna..
Ia mulai mengganti duka dengan sukacita secara perlahan..
Terimakasih Bapa yang Agung..
Ini ceritaMu dalam hidupku yang luar biasa di awal mula aku memulai kehidupanku di tempat ini..
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar